Tentang Kami
Produk & Layanan
Kru & Lingkungan
Berita & Acara
Kontak
BERITA & INFORMASI
05 Aug 2021
Sub Holding C&T PT Pertamina Patra Niaga Menjalin Kerjasama dengan PT Krakatau Bandar Samudera
SHARE
Jakarta – PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (apersero) melakukan penandatangan Nota Kesepahaman dengan PT Krakatau Bandar Samudera (Krakatau International Port) tentang Kerjasama Bisnis Bunkering Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulfur di Krakatau International Port, Merak. Penandatanganan kerjasama ini dilakukan oleh Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Hasto Wibowo didampingi oleh VP Industrial & Marine Fuel Business SH C&T, Waljiyanto dan Chief Executive Officer (CEO) Krakatau International Port, Akbar Djohan serta disaksikan oleh Komisaris Utama PT Pertamina Patra Niaga, S. Milton Pakpahan dan Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Basilio Dias Araujo di Kantor Kemenko Marves Rabu (4/8). Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga SH C&T, Hasto Wibowo menyambut baik kerjasama ini. Pertamina sejak tahun 2020 telah memproduksi MFO Low Sulfur yang comply dengan Regulasi IMO dengan batasan sulfur maksimal 0.5%. “Dengan potensi Pasar MFO Low Sulfur di Merak diperkirakan senilai 54 Juta USD/tahun, spiritnya program ini harus segera dimulai, harapannya dalam 6-12 bulan ke depan akan banyak kapal-kapal ocean going yang melakukan bunkering di Selat Sunda,” jelas Hasto. Hasto melanjutkan, kerjasama bisnis bunkering MFO ini dipastikan juga dapat memaksimalkan potensi ekonomi melalui pelayanan jasa Bunkering Marine Fuel di berbagai pelabuhan strategis di Indonesia. Selain itu sinergi ini akan semakin meningkatkan profil kepelabuhanan Indonesia sekaligus memperkuat postur energi Indonesia khususnya penyediaan Bahan Bakar Kapal MFO Low Sulfur 180 centistockes (cSt). Senada dengan Hasto, CEO Krakatau International Port, Akbar Djohan turut menyambut sinergi ini dan mengatakan bahwa pelayanan jasa Bunkering Marine Fuel Oil di Krakatau International Port ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat Indonesia sebagai poros maritim khususnya di wilayah perairan strategis Indonesia terutama di Selat Sunda. “Kerjasama ini merupakan komitmen Krakatau International Port untuk memberikan pelayanan yang terbaik khususnya melayani kapal-kapal yang melintasi perairan Selat Sunda yang ingin melakukan pengisian bahan bakar,” kata Akbar Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama PT Pertamina Patra Niaga, Milton Pakpahan mengapresiasi sinergi Sub Holding BUMN antara PT Pertamina Patra Niaga dengan PT Krakatau Bandar Samudera. “Meskipun dalam masa pandemi, Pertamina progresnya cepat untuk meleverage dan mengambil kesempatan dalam memaksimalkan potensi bisnis ini. Sinergi ini menjadi masterpiece, bukti bahwa Sub Holding saat ini menjadi lebih agile pergerakannya,” papar Milton. Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Basilio Dias Araujo mengatakan bahwa Nota Kesepahaman ini merupakan realisasi komitmen Indonesia untuk menciptakan dan meningkatkan pelayanan jasa Bunkering MFO di berbagai pelabuhan strategis di Indonesia. Diestimasikan jumlah kapal yang melintas di sepanjang Selat Sunda sebanyak 53.068 kapal atau sekitar 150 kapal melintas per harinya, sedangkan di jalur Selat Malaka dan Selat Singapura berkisar 120.000 kapal atau mencapai 350 kapal melintas per harinya di Selat Malaka. Basilio mengestimasikan sekitar USD173 miliar opportunity loss dari jasa bunkering, crew change, dan penyediaan logistik dari kapal-kapal yang melewati Selat Malaka, Selat Singapura, Selat Sunda, dan Selat Lombok. “Kami telah siapkan hot spot beberapa Pelabuhan Strategis di sepanjang selat-selat tersebut dengan bisnis MFO ini. Kami yakin, kerja sama ini dapat meningkatkan penerimaan negara dan keuntungan luar biasa terutama untuk revenue negara, kesejahteraan masyarakat, dan yang terpenting Indonesia siap dan mampu untuk memberikan layanan jasa MFO di wilayah perairan strategis kita. Kedepan, pelabuhan di Indonesia bisa memberikan pelayanan terbaik dan mampu bersaing dengan negara tetangga lainnya,” pungkas Basilio. Terkait seluruh informasi seputar kerjasama ini, maupun layanan serta produk ritel Pertamina lainnya, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135. (*)
Kontak

Gedung Wisma Tugu II Lt. 2
Jl. HR. Rasuna Said Kav. C7-9
Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan

021 – 5209009
021 – 5209005

pcc135@pertamina.com

Daftar Newsletter
Download Aplikasi Kami

Kebijakan dan Penafian Situs Web. Informasi yang terkandung dalam situs web ini hanya untuk keperluan informasi umum. Informasi ini disediakan oleh PT Pertamina Patra Niaga dan sementara kami berusaha untuk menjaga agar informasi tetap terbaru dan benar, kami tidak membuat pernyataan atau jaminan dalam bentuk apa pun, tersurat maupun tersirat, tentang kelengkapan, keakuratan, keandalan, kesesuaian, atau ketersediaan dengan hormat ke situs web atau informasi, produk, layanan, atau gambar terkait yang terkandung di situs web untuk tujuan apa pun. Oleh karena itu, kepercayaan apa pun yang Anda tempatkan pada informasi tersebut sepenuhnya merupakan risiko Anda sendiri. Dalam keadaan apa pun kami tidak akan bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan termasuk tanpa batasan, kerugian atau kerusakan tidak langsung atau konsekuensial, atau kehilangan atau kerusakan apa pun yang timbul dari kehilangan data atau keuntungan yang timbul dari, atau sehubungan dengan, penggunaan situs web ini. . Melalui situs web ini Anda dapat menautkan ke situs web lain yang tidak berada di bawah kendali PT Pertamina Patra Niaga. Kami tidak memiliki kendali atas sifat, konten, dan ketersediaan situs-situs tersebut. Dimasukkannya tautan apa pun tidak selalu menyiratkan rekomendasi atau mendukung pandangan yang diungkapkan di dalamnya. Setiap upaya dilakukan untuk menjaga situs web dan berjalan lancar. Namun, PT Pertamina Patra Niaga tidak bertanggung jawab atas, dan tidak akan bertanggung jawab atas, situs web ini untuk sementara tidak tersedia karena masalah teknis di luar kendali kami.