Jakarta – Guna memastikan keamanan Objek Vital Nasional (Obvitnas), PT Pertamina Patra Niaga menggelar simulasi penanggulangan keadaan darurat bersama Satuan Bravo 90 Kopasgat TNI di Integrated Terminal Jakarta, Rabu (22/11).

Simulasi gabungan penanganan aksi terorisme di IT Jakarta tersebut dihadiri oleh Vice President HSSE Pertamina Patra Niaga, Johan Kurniawan, Executive General Manager Pertamina Patra Niaga RJBB, Deny Djukardi, dari pihak TNI AU dihadiri oleh Dankoopssus TNI, Danlanud Atang Sanjaya, Danwing 4 Udara, Kaskoopsudnas, Opslat Kodiklat AU, serta para anggota Satuan Bravo 90 Kopasgat TNI, yang dipimpin oleh Kolonel Pasukan Dicky Lukman, selaku Komandan Satbravo 90 Kopasgat TNI.

Johan Kurniawan mengatakan, simulasi penanganan keadaan darurat gabungan bersama dengan TNI merupakan bagian dari komitmen Pertamina Patra Niaga yang selalui berkolaborasi dengan pemangku kepentingan dan lembaga negara yang ikut menjaga aset di wilayah operasi perusahaan yang masuk dalam Objek Vital Nasional (obvitnas).

“Latihan dan simulasi ini adaah bentuk hubungan dan sinergi kerja sama Pertamina Patra Niaga dengan lembaga pemerintahan dari sisi pengamanan. Dalam hal ini, Integrated Terminal Jakarta sebagai salah satu Objek Vital Nasional menjadi tempat bagi TNI, Polri & instansi pemerintah lainnya untuk melakukan kegiatan pengamanan dan simulasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Johan.

Johan menambahkan, simulasi gabungan anti terorisme bersama TNI ini dapat meningkatkan kewaspadaan setiap pekerja di lingkungan Integrated Terminal Jakarta jika mengalami ancaman terorisme atau keadaan darurat lainnya.

“Melalui simulasi ini, kami Pertamina Patra Niaga banyak belajar dan kolaborasi bersama dengan TNI dalam menangani aksi terorisme ataupun keadaan darurat lainnya. Mudah-mudahan kedepannya latihan dan kerja sama ini bisa berjalan secara rutin”, pungkas Johan.

Sementara itu, EGM Pertamina Patra Niaga RJBB, Deny Djukardi menambahkan, selain kewaspadaan, simulasi penanganan keadaan darurat ini juga dapat menguji kemampuan pekerja dalam menanggulangi ancaman serupa. Diharapkan, simulasi seperti ini juga dapat dilakukan di Objek Vital Nasional lainnya.

“Dengan adanya simulasi ini, diharapkan masing-masing pekerja di IT Jakarta bisa paham bagaimana menangani atau menghindari ancaman teroris apabila terjadi kondisi yang sebenarnya. Semoga latihan-latihan ini bisa berlangsung di Obvitnas, Integrated Terminal atau Fuel Terminal lainnya, khususnya di wilayah Jawa Bagian Barat,” imbuh Deny.

Dalam kesempatan yang sama, Kolonel Pas. Dicky Lukman mengatakan pasukan TNI harus selalu siaga dan terus melakukan latihan atau simulasi untuk mengantisipasi jika terdapat ancaman dari kelompok separatis bersenjata dan terorisme di objek-objek vital nasional.

Pasalnya, Integrated Terminal Jakarta merupakan salah satu obvitnas yang mendukung dalam pemenuhan energi nasional khususnya di wilayah Jawa Bagian Barat.

“Satuan Bravo 90 Kopasgat yang merupakan komponen & bagian dari Komando Operasi Khusus TNI melakukan simulasi & latihan rutin yang kita laksanakan di seluruh wilayah NKRI untuk dapat memberikan jaminan bahwa satuan khusus TNI siap untuk menanggulangi pelaku terorisme yang berkeinginan untuk melumpuhkan objek vital strategis nasional,” sebut Dicky.

Ia pun mengapresiasi Pertamina Patra Niaga yang telah berkolaborasi dan ikut andil dalam simulasi dan pelatihan terintegrasi Komando Operasi Khusus TNI dalam rangka penanganan penanggulangan terorisme.

“Kami memberikan apresiasi kepada Pertamina Patra Niaga yang memberi kesempatan bagi Satbravo 90 Kopasgat TNI untuk melaksanakan latihan tahunan di wilayah kerjanya, salah satunya di Integrated Terminal Jakarta,” pungkas Dicky.